Pencegahan Omphalitis Untuk Menekan Kematian
Pencegahan Omphalitis Untuk Menekan Kematian.
Penyebab
utama peningkatan kematian anak ayam (DOC) minggu pertama adalah
omphalitis, atau infeksi kuning telur lewat navel, yang biasa dikenal
dengan “mushy chick disease” dan “penyakit pusar”.
Beberapa
bakteri terkait dengan kasus tersebut seperti coliform,
Staphylococcus, Stretococcus dan Proteus. Kematian umumnya dimulai sejak
24 jam setelah menetas dan puncaknya terjadi pada 5 sampai 7 hari.
Level kematian mencapai 5 sampai 10 % adalah jarang terjadi, menjadikan
Omphalitis adalah tantangan yang harus dihadapi setelah anak ayam
menetas.
Anak
ayam yang terinfeksi akan terlihat murung dengan kepala tertunduk.
Pembedahan post mortem terlihat perubahan warna pada navel dan
inflamasi yolk sac (kuning telur) dengan pembuluh darah yang
menggelembung, biasanya bersamaan dengan bau tidak enak. Ayam yang
terlihat “mushy” atau demam mengindikasi adanya odema sub kutan.
Bila terjadi Omphalitis, maka telah terjadi rute masuknya bakteri penyebab ke dalam yolk sac.
Anak
ayam tidaklah terlahir dalam kondisi lingkungan yang steril.
Kemungkinan terjadinya Omphalitis akan lebih besar bila terjadi letusan
telur di mesin tetas, atau jika keranjang hatcher tidak bersih dan
tidak terdesinfeksi sempurna saat transfer. Potensi infeksi ini dapat
ditekan dengan efektif melalui praktek higienitas yang baik.
Pada
inkubasi yang optimal, secara normal anak ayam akan menetas dan lubang
pusar (navel) tertutup dengan baik. Pada beberapa kasus, walaupun
navel masih terbuka, maka navel tersebut akan tertutup secara alami
selama 2 jam hingga bulu anak ayam mengering. Pada kondisi ini, insiden
Omphalitis sangat minimal.
Ketika
navel tampak ada kelainan, itu akan menjadi tempat masuknya bakteri.
Nutrisi dalam yolk dan kombinasi suhu tubuh anak ayam akan menyebabkan
perbanyakan bakteri secara cepat. Imunitas yang diturunkan dari induk
belum cukup mampu menghadapi serangan dari bakteri karena sistem
internal imunitas-nya belum berkembang sempurna.
Ada
beberapa penjelasan meningkatnya kejadian kelainan navel. “Black
button” pada navel terjadi karena setting suhu inkubator terlalu tinggi,
khususnya selama siklus akhir di mesin hatcher. Sedangkan suhu
inkubator yang terlalu rendah akan menyebabkan penutupan lubang navel
yang tidak sempurna.
Kelembaban
relatif yang terlalu tinggi selama di mesin hatcher menyebabkan
terjadinya penurunan berat yang tidak cukup. Hasilnya, cadangan yolk
sac terlalu lebar dan menghalangi penutupan navel secara sempurna.
Sebaliknya, ketika kelembaban terlalu rendah, yolk sac mengalami
dehidrasi dan menjadi keras serta dapat menyebabkan kerusakan jaringan
yang sensitif di sekitar navel.
Jika
telur terlalu lama di simpan dalam holding room sebelum dimasukkan
mesin setter, anak ayam dengan kondisi black navel tercatat lebih
banyak, mengindikasikan navel tidak sempurna tertutup saat di mesin
hatcher.
Penggunaan antibiotik untuk mencegah omphalitis merupakan solusi yang tidak sesuai dan sebaiknya tidak disarankan.
Beberapa hal yang dapat disarankan :
1.
Mengupayakan kondisi yang higienis sejak dari sarang bertelur hingga ke mesin setter, untuk meminimalisasi insiden telur tetas kontaminasi.
1.
Mengupayakan kondisi yang higienis sejak dari sarang bertelur hingga ke mesin setter, untuk meminimalisasi insiden telur tetas kontaminasi.
2.
Mencegah terjadinya telur lembab (misal dengan membasuh kerabang telur), karena ini akan menyebabkan penetrasi bakteri ke dalam telur.
Mencegah terjadinya telur lembab (misal dengan membasuh kerabang telur), karena ini akan menyebabkan penetrasi bakteri ke dalam telur.
3.
Bersihkan dan desinfeksi setter dan hatcher, egg tray, keranjang, peralatan transfer setiap selesai penggunaan.
Bersihkan dan desinfeksi setter dan hatcher, egg tray, keranjang, peralatan transfer setiap selesai penggunaan.
4.
Pastikan keranjang hatcher kering sempurna sebelum proses transfer, untuk meminimalisasi resiko penetrasi bakterial melalui pori-pori.
Pastikan keranjang hatcher kering sempurna sebelum proses transfer, untuk meminimalisasi resiko penetrasi bakterial melalui pori-pori.
5.
Perlu dipertimbangkan perlakuan fumigasi pada mesin hatcher setelah proses transfer dari batch yang terjadi ledakan telur.
Perlu dipertimbangkan perlakuan fumigasi pada mesin hatcher setelah proses transfer dari batch yang terjadi ledakan telur.
6.
Targetkan untuk memproduksi anak ayam tanpa kerusakan navel dengan
mengoptimalkan kondisi inkubator sesuai dengan status breed, umur induk
dan durasi penyimpanan telur dalam sebuah Standar Operasional Prosedur
yang baku.
7.
Buka jendela mesin hatcher sesempit mungkin dan jangan lakukan pull chick anak ayam saat beberapa masih basah, karena ini cenderung masih memiliki sedikit pusar yg terbuka.
Buka jendela mesin hatcher sesempit mungkin dan jangan lakukan pull chick anak ayam saat beberapa masih basah, karena ini cenderung masih memiliki sedikit pusar yg terbuka.
8.
Perlakukanlah anak ayam dalam kondisi suasana yang optimal segera setelah pull chick hingga anak ayam di tebar di brooder dan hindari kondisi yang dingin dan terlalu panas yang akan menghambat penyerapan kuning telur dan penurunan status imunitas.
Perlakukanlah anak ayam dalam kondisi suasana yang optimal segera setelah pull chick hingga anak ayam di tebar di brooder dan hindari kondisi yang dingin dan terlalu panas yang akan menghambat penyerapan kuning telur dan penurunan status imunitas.
9.
Tingkatkan rangsangan agar anak ayam dapat makan lebih banyak segera setelah tiba di kandang untuk mempercepat penyerapan sisa kuning telur.
Tingkatkan rangsangan agar anak ayam dapat makan lebih banyak segera setelah tiba di kandang untuk mempercepat penyerapan sisa kuning telur.
10.
Berikan kondisi brooding yang sesuai dengan terget temperatur khususnya 3 hari pertama
Berikan kondisi brooding yang sesuai dengan terget temperatur khususnya 3 hari pertama
Perubahan Warna Kotoran Ayam
Perubahan Warna Kotoran Ayam | Kotoran
ayam normal terdiri atas material berwarna agak gelap dan ada kristal
asam urat berwarna putih di atasnya.
Beberapa
perubahan berikut mungkin terjadi di lapangan dan dapat dijadikan
petunjuk untuk mengetahui permasalahan yang terjadi, yaitu :1.
Droppings with blood atau Kotoran + darah = coccidiosis
Droppings with blood atau Kotoran + darah = coccidiosis
2.
Greenish droppings atau kotoran hijau = fase akhir dari gejala cacingan, atau terlambat makan sehingga cairan empedu masuk ke pencernaan, atau ayam banyak makan bahan makanan berwarna hijau pada ayam sistem free range.
Greenish droppings atau kotoran hijau = fase akhir dari gejala cacingan, atau terlambat makan sehingga cairan empedu masuk ke pencernaan, atau ayam banyak makan bahan makanan berwarna hijau pada ayam sistem free range.
3.
White, milky runny droppings atau kotoran putih seperti susu dan berair = cacingan, coccidiosis, Gumboro
White, milky runny droppings atau kotoran putih seperti susu dan berair = cacingan, coccidiosis, Gumboro
4.
Brown runny droppings atau kotoran cair berwarna coklat = infeksi E. Coli
Brown runny droppings atau kotoran cair berwarna coklat = infeksi E. Coli
5.
Clear or watery runny droppings atau kotoran berair jernih = stress, IB
Clear or watery runny droppings atau kotoran berair jernih = stress, IB
6.
Yellow & foamy droppings atau kotoran kuning dan berbusa = coccidiosis
Yellow & foamy droppings atau kotoran kuning dan berbusa = coccidiosis
7.
Grayish white & running continuously atau kotoran abu-abu dan terjadi terus menerus = vent gleet (penyakit kronis pada kloaka).
Grayish white & running continuously atau kotoran abu-abu dan terjadi terus menerus = vent gleet (penyakit kronis pada kloaka).
Nah,
bagaimana dengan kondisi kotoran ayam di kandang Anda sekarang ??
Silahkan dicek sekarang serta dibandingkan dengan informasi di atas.
Sumber :
Jacquie Jacob, Tony Pescatore and Austin Cantor from http://www.ca.uky.edu
Issued : Feb 2011.
Jacquie Jacob, Tony Pescatore and Austin Cantor from http://www.ca.uky.edu
Issued : Feb 2011.
Ditulis di Samarinda, Kalimantan Timur 15 September 2012.
——————————
BLOG
Perunggasan Indonesia mempunyai harapan untuk menjadi Pintu Gerbang
Informasi Bisnis Perunggasan di Indonesia. Andapun dapat turut berbagi
informasi sebagai kontributor di BLOG tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar